Sejumlah warga Israel berunjuk rasa di luar kediaman Presiden Isaac Herzog pada Minggu (30/11) malam. Mereka menuntut Herzog untuk tidak mengabulkan permohonan ampun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Diberitakan Al Jazeera, para pedemo turun ke jalan beberapa jam setelah Netanyahu mengirim surat permohonan ampun kepada Herzog mengenai kasus korupsinya.
Netanyahu didakwa atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus terpisah. Kasus ini terkait dengan penerimaan hadiah mewah dari miliarder serta mengenai manipulasi liputan media.
Para anggota parlemen oposisi, termasuk Naama Lazimi, bergabung dengan puluhan aktivis dalam demo tersebut. Mereka mendesak agar Herzog tidak mengampuni Netanyahu.
"Dia meminta agar persidangannya dibatalkan sepenuhnya tanpa bertanggung jawab sama sekali, tanpa mengganti rugi atas kehancuran negara ini," kata aktivis anti pemerintah Shikma Bressler, seperti dikutip Al Jazeera.
"Rakyat Israel memahami apa yang dipertaruhkan, dan ini benar-benar menyangkut masa depan negara kami," tambahnya.
Netanyahu telah diadili selama lima tahun atas tiga kasus korupsi berbeda. Ia jadi satu-satunya perdana menteri Israel yang disidang saat masih menjabat.
Dalam salah satu kasus, Netanyahu dan istrinya, Sara, dituduh menerima barang-barang mewah senilai lebih dari US$$260.000 (sekitar Rp4,3 miliar) dari sejumlah miliarder dengan imbalan keuntungan politik. Ia juga dituduh meminta liputan positif dari media, dengan imbalan regulasi yang menguntungkan perusahaan pers terkait.
Netanyahu telah membantah semua tuduhan tersebut. Ia bersikeras tuduhan-tuduhan itu merupakan "perburuan penyihir" yang direkayasa oleh media, polisi, dan badan peradilan.
Ia pun memohon kepada Herzog untuk menyudahi persidangannya yang dinilai cuma semakin memecah belah masyarakat. Namun, masalahnya, dalam surat permohonan setebal 111 halaman tersebut, Netanyahu tidak mengakui sama sekali kesalahannya maupun menyatakan penyesalan.
Baca selengkapnya di CNN Indonesia, KLIK DI SINI