Mengejutkan! Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Jakarta Tinggi, Pemicunya Paling Banyak Faktor Ekonomi
Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jakarta kembali meningkat dan dinilai cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, berdasarkan data Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPAPP) DKI Jakarta hingga November 2025, total laporan yang masuk mencapai 1.917 kasus,
“Situasi ini serius dan perlu perhatian semua pihak. Kita tidak bisa membiarkan perempuan dan anak terus menjadi korban,” kata Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi dan Media, Chico Hakim, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (25/11/2025).
Ia menyebut bahwa berbagai kasus yang muncul sepanjang tahun 2025 ini menunjukkan pola kekerasan yang makin kompleks, dipengaruhi dinamika perkotaan dan tekanan sosial-ekonomi yang terjadi di Jakarta.
Chico bilang, ada lima faktor utama yang memicu kekerasan berbasis gender dan usia muda di Jakarta merujuk identifikasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) serta DPAPP DKI.
“Faktor ekonomi masih menjadi pemicu paling dominan,” ujar Chico.
Menurut Chico, tekanan finansial termasuk pengangguran dan meningkatnya biaya hidup sering memicu konflik rumah tangga yang berujung kekerasan. Kondisi ini banyak dialami keluarga migran yang terpisah tempat tinggal maupun pekerjaan.
Kemudian, faktor lain adalah pola asuh keluarga yang terganggu akibat kesibukan orang tua bekerja. Ia menyatakan, minimnya pengetahuan mengenai pola asuh (parenting) yang positif ikut memperbesar risiko kekerasan emosional maupun fisik kepada anak.
“Banyak anak akhirnya mencari pelarian di luar rumah, dan itu membuat mereka lebih rentan,” ungkap Chico.
Baca selengkapnya di liputan 6, klik link DI SINI